Rabu, 10 September 2014

Reflection



Nama Lengkap             : Norbet Lamunde
Nama Panggilan          :  Norbet
T T L                            : Weetebula, 28 Juni 1991
Tujuan Lamaran             : Redemptoris
Asal Paroki                   : Santo Arnoldus Janssen, Tambolaka
Motto                            : " Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku". (Mazmur 38:22)

            Adalah suatu kesilitan bagi saya menelaah setiap detil-detil kehidupan, pengalaman – pengalaman indah dan semua yang mewarnai hari hidup saya. Atau apa yang disebut berefleksi, masih menjadi kesulitan tersendiri bagi saya. Tapi, saya akan mencoba. Mari kita lihat.
            Sabtu, 25 Juli 2009 adalah label yang cukup menyakitkan di mana saya harus berpisah dengan sanak keluarga, sahabat, kerabat dan gerak laku indahnya hidup di pulau sandlewood, pulau Sumba. Pulau di mana saya dilahirkan, dibesarkan dan mulai meniti harapan. Pulau ini telah membentuk karakter saya. Singkat kata, hanya derai air mata yang menjadi saksi bisu perpisahan itu. Maafkan aku…biar bagaimanapun juga kita harus berpisah. Saya harus mengikuti Dia dan selamanya untuk Dia. Di bawah kaki langit, di atas pundak bumi saya mendapat pelajaran berharga, pelajaran reflektif yang patut saya kumandangkan "Jangan pernah sesali  sebuah perpisahan, karena perpisahan itu sendiri efek dari pertemuan".
            Pulau ini nyaris membekukan aliran darahku. Flores (Mataloko) begitulah ia dikenal, kota kabut semi Eropa. Satu kesan menarik yang tak dapat kulupakan pulau Flores, pulau yang tak kukenal sebelumnya, telah menghuni hati saya. Pertama menjejakan kaki, saya sungguh mendapat kenyaman luar biasa, orang – orangnya ramah, baik penuh perhatian dan cinta. Ini baru suatu perdana. Bagaimana dengan selanjutnya? Pasti akan lebih menyenangkan. Mungkin refleksi ini harus saya potong jauh ke depan. Saya Sangat bersyukur karena sampai detik ini Tuhan menyertai saya. Ia hadir dalam setiap hari hidup dan selalu ada ketika saya sangat merindukan. Sekarang saya ingin menyatakan sesuatu tentang diri saya. Ingatkan saya jika sesuatu yang saya lakukan itu salah. Mari kita lihat satu per satu.
  1. Segi Rohani
Secara Jujur harus saya katakan, saya adalah orang yang termasuk kategori malas membolak – balik halaman Kitab Suci Ataupun apa yang berhubungan dengan doa tapi syukurlah Roh Tuhan terus menyertai saya dari hari ke hari. 
  1. Segi akademik
Kalau boleh menilai diri sendiri, saya adalah salah satu siswa yang akademiknya jauh dari rata – rata. Singkat kata, masih perlu banyak belajar lagi! Saya sadar akan itu, dan saya selalu ingat akan kata – kata ini “kecerdasan boleh 5 %, tetapi semangat, minat dan daya juang harus selisih  95 %.”
  1. Segi kepribadian dan hidup komunitas
Sengaja saya tempatkan point ini pada bagian akhir. Sebagai manusia tentu mempunyai kelemahan, keterbatasan dan segala sesuatu yang tak mungkin ia jangkau. Selama mengenyam hari – hari hidup saya di Seminari santo Paulus Mataloko, ada banyak sekali pengalaman – pengalaman baik dan buruk yang tentu tidak dapat saya cantumkan satu per satu. Pengalaman – pengalaman ini turut membentuk pribadi dan karakter saya.
            Saya tumbuh di antara beragam etnis, budaya dan karakter masing – masing pribadi. Saya banyak belajar dari perbedaan itu  walupun tidak semuanya dapat saya serap, paling tidak saya dapat sesuatu yang amat berharga dan sulit saya lupakan. Sekarang yang terpikirkan oleh saya ialah bagaimana menyatukan beragam perbedaan menjadi kekayaan dalam diri saya dalam persaudaraan dan pengertian dalam melayani Allah.
             Saya yakin dan percaya masih banyak kisah, kejadian dan pengalaman – pengalaman berharga yang terlewatkan. Saya akan selalu membutuhkan-Mu untuk selalu setia meniti hari-hari hidupku dalam menggapai cita luhur ini. Seperti kata Martin Bubber,” Aku tanpa Kau tidak mungkin.” Ya Tuhan Allahku, jangan tinggalkan aku.


Tuhan tidak pernah meninggalkan aku tapi kini aku yang meninggalkan Tuhan. Maafkan aku. (30 Mei 2011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar