Rabu, 10 September 2014

Reflection

PERKAWINAN MERUPAKAN FAKTOR KEMATIAN”

“Kematian memisahkan dan memecahnya menjadi dua bagian, jiwa dan raganya. Ia melepas jiwa dari tubuhnya dan dari alam demi keturunannya”
Gurita merupakan salah satu hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata). Gurita merupakan salah satu hewan yang cukup cerdas, tapi pada bagian ini saya tidak akan membahas lebih dalam IQ hewan bertubuh lunak ini.  


Gurita tidak hanya mati untuk dikonsumsi. Gurita tidak hanya ditentukan untuk dimakan. Saya (baca:gurita) akan mati setelah kawin, demikianlah aku dan dan demi populasiku. Aku mati untuk seribu yang datang. Mungkin bahasa lainnya yang dapat dipahami ialah “Mati satu tumbuh seribu”.                    
Gurita jantan (♂) hanya dapat bertahan hidup beberapa bulan setelah melakukan sebuah kegiatan alias kawin dan gurita betina (♀) akan mati tidak lama setelah bertelur.
          Catatan ringan ini sebaiknya kita mengerti sebagai Kebesaran Yang Maha Kuasa. Sang Pencipta berkuasa menentukan segala yang hidup.
Saat menulis catatan ringan ini pikiran saya sedikit melayang-layang, liar dan sedikit membuat saya terhentak “Seandainya itu terjadi pada kaum Mamalia”


                                                                                   
                                                                        Sebuah refleksi dari dasar laut
                                                                                    Norbet Lamunde

Tidak ada komentar:

Posting Komentar