“PERKAWINAN MERUPAKAN FAKTOR KEMATIAN”
“Kematian
memisahkan dan memecahnya menjadi dua bagian, jiwa dan raganya. Ia melepas jiwa dari tubuhnya
dan dari alam demi keturunannya”
Gurita
merupakan salah satu hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata). Gurita merupakan salah satu
hewan yang cukup cerdas, tapi pada bagian ini saya tidak akan membahas lebih dalam IQ hewan bertubuh lunak
ini.
Gurita
tidak hanya mati untuk dikonsumsi. Gurita tidak hanya ditentukan untuk dimakan.
Saya (baca:gurita) akan mati setelah kawin,
demikianlah aku dan dan demi populasiku.
Aku mati untuk seribu yang datang. Mungkin bahasa lainnya yang dapat
dipahami ialah “Mati satu tumbuh seribu”.
Gurita jantan (♂) hanya
dapat bertahan hidup beberapa bulan setelah melakukan sebuah kegiatan alias kawin dan gurita betina (♀) akan mati tidak lama setelah bertelur.
Catatan ringan ini
sebaiknya kita mengerti sebagai Kebesaran Yang Maha Kuasa. Sang Pencipta berkuasa
menentukan segala yang hidup.
Saat
menulis catatan ringan ini pikiran saya sedikit melayang-layang, liar dan
sedikit membuat saya terhentak “Seandainya itu terjadi pada kaum Mamalia”
Sebuah
refleksi dari dasar laut
Norbet
Lamunde
Tidak ada komentar:
Posting Komentar