Kamis, 09 April 2020

Berikut Video Pasien Kasus Corona Pertama di NTT || Covid-19 Pasien mengaku telah divonis mengidap Corona. Pasien Kasus Corona Pertama di NTT || Covid-19 ini untuk sementara sedang menjalani perawatan di RSUD Prof. Dr WZ Johannes Kupang. Kita berharap bahwa Kasus Corona Pertama di NTT || Covid-19 ini tidak hanya menjadi kasus yang pertama sekaligus menjadi kasus yang terakhir. GWS
https://youtu.be/T9GZ2gyKitA

Rabu, 10 September 2014

Gallery

Gerakan Penghijauan (Go Green)
 by Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO)
2012

















Semoga terinspirasi untuk menghijaukan tanah Sumba-Tanah Marapu

"Omne Vivum ex Ovo"

Reflection



Nama Lengkap             : Norbet Lamunde
Nama Panggilan          :  Norbet
T T L                            : Weetebula, 28 Juni 1991
Tujuan Lamaran             : Redemptoris
Asal Paroki                   : Santo Arnoldus Janssen, Tambolaka
Motto                            : " Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku". (Mazmur 38:22)

            Adalah suatu kesilitan bagi saya menelaah setiap detil-detil kehidupan, pengalaman – pengalaman indah dan semua yang mewarnai hari hidup saya. Atau apa yang disebut berefleksi, masih menjadi kesulitan tersendiri bagi saya. Tapi, saya akan mencoba. Mari kita lihat.
            Sabtu, 25 Juli 2009 adalah label yang cukup menyakitkan di mana saya harus berpisah dengan sanak keluarga, sahabat, kerabat dan gerak laku indahnya hidup di pulau sandlewood, pulau Sumba. Pulau di mana saya dilahirkan, dibesarkan dan mulai meniti harapan. Pulau ini telah membentuk karakter saya. Singkat kata, hanya derai air mata yang menjadi saksi bisu perpisahan itu. Maafkan aku…biar bagaimanapun juga kita harus berpisah. Saya harus mengikuti Dia dan selamanya untuk Dia. Di bawah kaki langit, di atas pundak bumi saya mendapat pelajaran berharga, pelajaran reflektif yang patut saya kumandangkan "Jangan pernah sesali  sebuah perpisahan, karena perpisahan itu sendiri efek dari pertemuan".
            Pulau ini nyaris membekukan aliran darahku. Flores (Mataloko) begitulah ia dikenal, kota kabut semi Eropa. Satu kesan menarik yang tak dapat kulupakan pulau Flores, pulau yang tak kukenal sebelumnya, telah menghuni hati saya. Pertama menjejakan kaki, saya sungguh mendapat kenyaman luar biasa, orang – orangnya ramah, baik penuh perhatian dan cinta. Ini baru suatu perdana. Bagaimana dengan selanjutnya? Pasti akan lebih menyenangkan. Mungkin refleksi ini harus saya potong jauh ke depan. Saya Sangat bersyukur karena sampai detik ini Tuhan menyertai saya. Ia hadir dalam setiap hari hidup dan selalu ada ketika saya sangat merindukan. Sekarang saya ingin menyatakan sesuatu tentang diri saya. Ingatkan saya jika sesuatu yang saya lakukan itu salah. Mari kita lihat satu per satu.
  1. Segi Rohani
Secara Jujur harus saya katakan, saya adalah orang yang termasuk kategori malas membolak – balik halaman Kitab Suci Ataupun apa yang berhubungan dengan doa tapi syukurlah Roh Tuhan terus menyertai saya dari hari ke hari. 
  1. Segi akademik
Kalau boleh menilai diri sendiri, saya adalah salah satu siswa yang akademiknya jauh dari rata – rata. Singkat kata, masih perlu banyak belajar lagi! Saya sadar akan itu, dan saya selalu ingat akan kata – kata ini “kecerdasan boleh 5 %, tetapi semangat, minat dan daya juang harus selisih  95 %.”
  1. Segi kepribadian dan hidup komunitas
Sengaja saya tempatkan point ini pada bagian akhir. Sebagai manusia tentu mempunyai kelemahan, keterbatasan dan segala sesuatu yang tak mungkin ia jangkau. Selama mengenyam hari – hari hidup saya di Seminari santo Paulus Mataloko, ada banyak sekali pengalaman – pengalaman baik dan buruk yang tentu tidak dapat saya cantumkan satu per satu. Pengalaman – pengalaman ini turut membentuk pribadi dan karakter saya.
            Saya tumbuh di antara beragam etnis, budaya dan karakter masing – masing pribadi. Saya banyak belajar dari perbedaan itu  walupun tidak semuanya dapat saya serap, paling tidak saya dapat sesuatu yang amat berharga dan sulit saya lupakan. Sekarang yang terpikirkan oleh saya ialah bagaimana menyatukan beragam perbedaan menjadi kekayaan dalam diri saya dalam persaudaraan dan pengertian dalam melayani Allah.
             Saya yakin dan percaya masih banyak kisah, kejadian dan pengalaman – pengalaman berharga yang terlewatkan. Saya akan selalu membutuhkan-Mu untuk selalu setia meniti hari-hari hidupku dalam menggapai cita luhur ini. Seperti kata Martin Bubber,” Aku tanpa Kau tidak mungkin.” Ya Tuhan Allahku, jangan tinggalkan aku.


Tuhan tidak pernah meninggalkan aku tapi kini aku yang meninggalkan Tuhan. Maafkan aku. (30 Mei 2011)


Reflection

PERKAWINAN MERUPAKAN FAKTOR KEMATIAN”

“Kematian memisahkan dan memecahnya menjadi dua bagian, jiwa dan raganya. Ia melepas jiwa dari tubuhnya dan dari alam demi keturunannya”
Gurita merupakan salah satu hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata). Gurita merupakan salah satu hewan yang cukup cerdas, tapi pada bagian ini saya tidak akan membahas lebih dalam IQ hewan bertubuh lunak ini.  


Gurita tidak hanya mati untuk dikonsumsi. Gurita tidak hanya ditentukan untuk dimakan. Saya (baca:gurita) akan mati setelah kawin, demikianlah aku dan dan demi populasiku. Aku mati untuk seribu yang datang. Mungkin bahasa lainnya yang dapat dipahami ialah “Mati satu tumbuh seribu”.                    
Gurita jantan (♂) hanya dapat bertahan hidup beberapa bulan setelah melakukan sebuah kegiatan alias kawin dan gurita betina (♀) akan mati tidak lama setelah bertelur.
          Catatan ringan ini sebaiknya kita mengerti sebagai Kebesaran Yang Maha Kuasa. Sang Pencipta berkuasa menentukan segala yang hidup.
Saat menulis catatan ringan ini pikiran saya sedikit melayang-layang, liar dan sedikit membuat saya terhentak “Seandainya itu terjadi pada kaum Mamalia”


                                                                                   
                                                                        Sebuah refleksi dari dasar laut
                                                                                    Norbet Lamunde

Rabu, 30 April 2014



Sakit Hati II
Artist : Nol mc

Yeah…
Ha ha…
Cek this sound..
Feat NOL mc…

Kini aku  dibekap sepi
Di sudut kamar ini
Aku sedang merintih
Kecewa dan sakit hati ( yeahh kecewa dan sakit hati )

No sebotol peci
Dan hanya segelas kopi
Diiringi frustasi tinggi
Sambil kusesali yang telah pergi

Inginku caci maki
Dan kuredam kau di dasar bumi
serta kubakar kau dengan lidah api
Di mana ada ratap tangis dan kertak gigi

Reff =
Inginku berlari
Tapi aku tak bisa
Inginku mati
Tapi aku tak kuasa

Haruskah…
kukejar bayangmu
Dalam anganku
Tuk dapatkan hatimu

Kau seperti peri
Yang membuat hatiku perih
Kau tinggalkan aku di sini
Dengan perasaan sedih

Kau yang bersumpah janji
But kamu juga yang mengingkari
Kau akhiri kisah cinta ini
Dengan tipis hari

Jiwaku merintih
Seperti ditusuk duri
Kujejali kau yang telah pergi
I just wanna you happy my girl

Aku putra Sumba
Yang tak berbahaya
Sedang menyumbang suara
Lewat lagu sederhana

Aku tak ingin seperti buaya
Coss…karena aku terbentuk oleh budaya sumba
Yang Nyata
Lagi bercahaya

Tak seperti dirimu yang sangat berbisa
Dan sangat berbahaya
Yang membunuh jiwa dan cinta

Hai sahabat
Hatiku sungguh pekat
Akibat terjerat
Oleh cinta yang pernah erat
Yang telah lama lekat

Cinta tak saling memiliki
Dan semuanya telah berakhir
Kita di ujung kisah ini
Kasih

Reff =
Inginku berlari
Tapi aku tak bisa
Inginku mati
Tapi aku tak kuasa

Haruskah…
kukejar bayangmu
Dalam anganku

Kini aku  dibekap sepi
Di sudut kamar ini
Aku sedang merintih
Kecewa dan sakit hati ( yeahh kecewa dan sakit hati )

No sebotol peci
Dan hanya segelas kopi
Diiringi frustasi tinggi
Sambil kusesali yang telah pergi

Inginku caci maki
Dan kuredam kau di dasar bumi
serta kubakar kau dengan lidah api
Di mana ada ratap tangis dan kertak gigi

Kau seperti peri
Yang membuat hatiku perih
Kau tinggalkan aku di sini
Dengan perasaan sedih

Kau yang bersumpah janji
But kamu juga yang mengingkari
Kau akhiri kisah cinta ini
Dengan tipis hari

Jiwaku merintih
Seperti ditusuk duri
Kujejali kau yang telah pergi
I just wanna you happy my girl

Aku putra Sumba
Yang tak berbahaya
Sedang menyumbang suara
Lewat lagu sederhana

Aku tak ingin seperti buaya
Coss…karena aku terbentuk oleh budaya sumba
Yang Nyata
Lagi bercahaya


Reff =
Inginku berlari
Tapi aku tak bisa
Inginku mati
Tapi aku tak kuasa

Haruskah…
kukejar bayangmu
Dalam anganku

Kau seperti peri
Yang membuat hatiku perih
Kau tinggalkan aku di sini
Dengan perasaan sedih

Kau yang bersumpah janji
But kamu juga yang mengingkari
Kau akhiri kisah cinta ini
Dengan tipis hari

Jiwaku merintih
Seperti ditusuk duri
Kujejali kau yang telah pergi
I just wanna you happy my girl

Hai sahabat
Hatiku sungguh pekat
Akibat terjerat
Oleh cinta yang pernah erat
Yang telah lama lekat

Cinta tak saling memiliki
Dan semuanya telah berakhir
Kita di ujung kisah ini
Kasih

Yeah….
Lagu ini saya ciptakan buat
Semua kaum pria
Yang hatinya dilukai
Oleh kaum wanita
Ataupun sebaliknya